BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kedudukan
konsep ilmu, teknologi dan kemasyarakatan semakin penting dalam era masyarakat
modern yang banyak menimbulkan masalah-masalah kompleks. Kenyataan ini akan
semakin dirasakan apabila dalam penjelasanya memberi informasi lebih jauh bahwa
pemecahan masalah-masalah tersebut menghendaki adanya kedudukan dari berbagai
disiplin ilmu.
IPS sebagai
mata pelajaran di lembaga pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis. Hal
ini terbukti dengan banyak ide atau pemikiran dari para ahli seperti Robert
E. Yager yang memasukkan ilmu, teknologi dan masyarakat(ITM) baik sebagai
bidang penerapan dan hubungan, kreativitas dan sikap, maupun konsep dan proses.
Ilmu, teknologi dan
masyarakat (ITM) merupakan istilah yang diterapkan sebagai upaya untuk
memberikan wawasan kepada siswa secara nyata dalam mengkaji ilmu pengetahuan.
Konsep ITM mencakup keseluruhan spektrum tentang peristiwa-peristiwa kritis
dalam proses pendidikan, meliputi tujuan, kurikulum, strategi pembelajaran, evaluasi
dan persiapan serta penampilan guru. Ciri dasar keberadaan ITM adalah lahirnya
warga negara yang berpengetahuan yang mampu memecahkan masalah-masalah krusial
dan mengambil tindakan secara efisien dan efektif.
Dalam Djojo Suradisastra (1991)
menyatakan bahwa IPS lahir dari keinginan para pakar pendidikan untuk
“membekali” para siswa supaya nantinya mereka mampu menghadapi dan menangani
kompleksitas kehidupan di masyarakat yang seringkali berkembang secara tidak
terduga merupakan bidang studi yang mempelajari manusia dan dunianya. Perkembangan seperti itu dapat membawa berbagai dampak
yang luas. Karena luasnya akibat
terhadap kehidupan maka lahir masalah yang seringkali disebut masalah sosial.
Peserta didik perlu menyadari tantangan-tantangan menghadapi gejala-gejala yang
seperti itu. Pada dasarnya, IPS merupakan kajian tentang manusia dan dunia
sekelilingnya.
Yang menjadi pokok
kajian IPS ialah tentang hubungan antarmanusia,
sedangkan latar telaahnya adalah kehidupan nyata manusia. Perlu disadari bahwa,
sesuai dengan tingkat perkembangannya, siswa SD belum mampu memahami keluasan
dan kedalaman 4 masalah-masalah sosial secara utuh. Akan tetapi mereka dapat
diperkenalkan kepada masalah-masalah tersebut. Melalui pengajaran IPS mereka
dapat memperoleh pangetahuan, keterampilan, sikap, dan kepakaan untuk
menghadapi hidup dengan tantangan-tantangannya. Selanjutnya mereka kelak
diharapkan mampu bertindak secara rasional dalam memecahkan masalah-masalah
sosial yang dihadapinya. Dari uraian diatas, secara umum pembelajaran IPS akan
melibatkan peserta didik dengan lingkungan disekitarnya dengan
menumbuhkembangkan kesadaran dan kepekaan tentang gejala dan masalah sosial.
Salah satu cara sebagai langkah strategis yang perlu diambil oleh guru untuk
dapat menciptakan sumber daya manusia berkualitas adalah dengan menggunakan
beberapa metode dan pendekatan. Dalam hal ini pendekatan yang sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah Pendekatan Sains Teknologi
Masyarakat (STM). STM adalah suatu pendekatan
yang mencakup seluruh aspek pendidikan yaitu tujuan, topik/masalah yang akan
dieksplorasi, strategi pembelajaran, evaluasi, dan persiapan/kinerja guru.
Pendekatan ini melibatkan siswa dalam menentukan tujuan, prosedur pelaksanaan,
pencarian informasi dan dalam evaluasi. Tujuan utama pendekatan STM ini adalah
untuk menghasilkan lulusan yang cukup mempunyai bekal pengetahuan sehingga
mampu mengambil keputusan penting tentang masalah-masalah dalam masyarakat
sehingga dapat mengambil tindakan sehubungan dengan keputusan yang diambilnya.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
uraian pada latar belakang tersebut, maka di rumuskan masalah sebagai berikut :
1.
Apa itu
Sains-Teknologi-Masyarakat (STM) ?
2.
Apa Hakikat Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat
(STM) ?
3.
Bagaimana kaitannya Pendekatan STM dalam Pembelajaran
IPS ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui pengertian Sains Teknologi Masyarakat
2.
Untuk mengetahui Hakikat Pendekatan Sains Teknologi
Masyarakat (STM).
3.
Untuk mengetahui kaitannya Pendekatan STM dalam
Pembelajaran IPS.
BAB II
ISI
1.
Pengertian Sains Teknologi dan
Masyarakat
Menurut NSTA Report (1991 dalam
Rusmansyah 2001) Sains-Teknologi-Masyarakat merupakan terjemahan dari
Sains-Technogy-Society (STS), yaitu suatu usaha untuk menyajikan Ilmu
Pengetahuan Alam dengan mempergunakan masalah-masalah dari dunia nyata. STM
adalah suatu pendekatan yang mencakup seluruh aspek pendidikan yaitu tujuan,
topik/masalah yang akan dieksplorasi, strategi pembelajaran, evaluasi, dan
persiapan/kinerja guru. Pendekatan
ini melibatkan siswa dalam menentukan tujuan, prosedur pelaksanaan, pencarian informasi dan dalam evaluasi. Tujuan utama
pendekatan STM ini adalah untuk menghasilkan lulusan yang cukup mempunyai bekal
pengetahuan sehingga mampu mengambil keputusan penting tentang masalah-masalah
dalam masyarakat sehingga dapat mengambil tindakan sehubungan dengan keputusan
yang diambilnya.
Dalam kaitannya dengan bidang IPS, Aikenhead (1991 dalam Fajar 2004)
memberikan batasan society is the social milieu. Society merupakan
lingkungan pergaulan sosial serta kaidah-kaidah yang dianut oleh suatu kelompok
masyarakat. Ryan (1992 dalam Fajar 2004)
menguraikan pengaruh sains dan teknologi terhadap masyarakat (society), yaitu
dalam tanggung jawab sosial, kontribusi terhadap keputusan sosial, membentuk
masalah sosial, menyelesaikan masalah praktis dan sosial, serta kontribusi
terhadap ekonomi, militer, dan berpikir sosial. Horton (1984) mendefinisikan
masyarakat sebagai suatu organisasi manusia yang saling berhubungan satu sama
lain.
2.
Hakikat Pendekatan STM
Istilah STM antara lain: Sains-Teknology-Society
(STS), Science Tehcnology Society and Environtment (STSE) atau sains
Teknologi Lingkungan dan Masyarakat (Salingtemas). Sebenarnya intinya
sama yaitu environtment, yang dalam berbagai kegiatan perlu
ditonjolkan. Istilah STM untuk pertama kali diciptakan oleh John Ziman dalam
bukunya “Teaching and Learning About Scince and Society” Ia mengemukakan
bahwa konsep-konsep dan proses sains seharusnya sesuai dengan kehidupan siswa
sehari-hari (Iim Wasliman. 2002:26).
STM merupakan pendekatan terpadu
antara sains, teknologi, dan isu yang ada di masyarakat. Adapun tujuan
pendekatan STM adalah menghasilkan peserta didik yang cukup memiliki bekal
pengetahuan, sehingga mampu mengambil keputusan penting tentang masalah masalah
dalam masyarakat serta mengambil tindakan sehubungan dengan keputusan yang
telah diambilnya (Iskandar. 1996).
Pendekatan
STM dikembangkan dengan tujuan agar :
a.
Peserta didik mampu menghubungkan realitas sosial
dengan topik pembelajaran di dalam kelas.
b.
Peserta didik mampu menggunakan berbagai
jalan/perspektif untuk mensikapi berbagai isu/situasi yang berkembang di
masyarakat.
c.
Peserta didik mampu menjadikan dirinya sebagai warga
masyarakat yang memiliki tanggung jawab sosial.
Keterpaduan dalam sains sebenarnya
terdiri dari beberapa pola, antara lain keterpaduan proses dan produk,
keterpaduan berbasis obyek, keterpaduan antar bidang, dan keterpaduan berbasis
persoalan. Bagi siswa SD, khususnya untuk kelas tinggi memiliki kecenderungan
pada keterpaduan berbasis persoalan, karena idealnya untuk pembelajaran kelas
tinggi sudah menggunakan sistem guru bidang studi. Sedangkan untuk kelas rendah
memiliki kecenderungan untuk mengikuti pola keterpaduan antar bidang, karena
biasanya masih menggunakan sistem guru kelas. Keterpaduan antar bidang ini
diwujudkan melalui tema tematik.
IPS adalah salah satu bidang studi
yang rumit karena luasnya ruang lingkup dan merupakan gabungan dari ilmu-ilmu
sosial, seperti geografi, ekonomi, sejarah, sosiologi, dan antropologi. IPS
sebagai disiplin operasional yang efektif dan memperhatikan studi tentang
manusia di masyarakat, memainkan peranan sangat penting dalam situasi global
sekarang ini. Namun demikian yang kita jumpai dalam kenyataan, pengajaran IPS
didominasi oleh proses pembelajaran yang menggunakan buku literatur. Sehingga
tidak salah jika dikatakan bahwa pengajaran IPS hanya menghafal konsep dan
tidak bermakna, tidak relevan dengan apa yang dihadapi siswa dalam kehidupannya
sehari-hari di masyarakat.
Melalui proses pembelajaran STM akan mengantarkan
siswa untuk melihat ilmu sebagai dunianya, siswa akan mengenal dan memiliki
pengalaman sebagaimana yang pernah dialami oleh seorang ilmuwan. STM dengan
teknologinya berusaha menyembatani antara ilmu dan masyarakat. Penerapan ilmu
sudah saatnya terus dikembangkan agar apa yang diperoleh di bangku sekolah
tidak lagi hanya sebatas pengetahuan yang sulit dipahami karena hanya berupa
konsep-kosep abstrak, sehingga sulit diterapkan di dalam masyarakat.
Menurut Yager (Arnie Fajar.2002:27), secara
umum pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STM memiliki karakteristik,
sebagai berikut:
a.
Identifikasi masalah-masalah setempat yang memiliki
kepentingan dan dampak.
b.
Penggunaan sumber daya setempat (manusia, benda,
lingkungan) untuk mencari informasi yang dapat digunakan dalam memecahkan
masalah.
c.
Keterlibatan siswa secara aktif dalam mencari
informasi yang dapat diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah dalam
kehidupan sehari-hari.
d.
Penekanan pada keterampilan proses, dimana siswa dapat
menggunakan dalam memecahkan masalah.
e.
Kesempatan bagi siswa untuk berperan sebagai warga
negara dimana ia mencoba untuk memecahkan masalah-masalah yang telah
diidentifikasi.
f.
Identifikasi bagaimana sains dan teknologi berdampak
kepada masyarakat di masa depan.
g.
Kebebasan atau otonomi dalam proses belajar.
Menurut Rusmansyah (2003) dalam
Aisyah (2007), pendekatan STM dilandasi oleh tiga hal penting yaitu:
1)
Adanya keterkaitan yang erat antara sains, teknologi,
dan masyarakat yang dalam pembelajarannya menganut pandangan konstruktivisme,
yang menekankan bahwa si pembelajar membentuk atau membangun pengetahuannya
melalui interaksinya dengan lingkungan,
2)
Proses belajar-mengajar menganut pandangan
konstruktivisme, yang pada pokoknya menggambarkan bahwa anak membentuk atau
membangun pengetahuannya melalui interaksinya dengan lingkungan.
3)
Dalam pembelajaran terkandung lima ranah, yaitu
pengetahuan, sikap, proses, kreativitas, dan aplikasi.
3.
Pendekatan STM dalam pembelajaran IPS
Keterkaitan antara sains, teknologi,
dan masyarakat tidak diragukan lagi, ini dapat dipahami malaui
pernyataan-pernyataan berikut ini. Sebuah komite nasional Amerika yaitu National
Committee Science and Society (NCSS), mengeluarkan buku yang berjudul “Ilmu
Eksakta dan Ilmu Pengetahuan Sosial” menunjukkan betapa pentingnya membahas
dampak sosial dari kemajuan dan permasalahan ilmiah. Buku ini menjadi tonggak
dalam upaya memperkenalkan pentingnya STM sebagai jembatan antar program
eksakta dan program IPS.
William H. Cartwright (Arnie fajar. 2002;36),
menyatakan bahwa ilmu alam dan ilmu sosial mempunyai kaitan erat dan tidak
dapat dipisahkan. Dampak ilmu alam kepada masyarakat merupakan fenomena sosial.
Pengaruh kemajuan ilmiah dan teknologi, pertanian, kesehatan, dan perang juga
berpengaruh terhadap masyarakat. inipun juga merupakan fenomena
sosial.Pemikiran ilmiah akan berpengaruh terhadap alam di mana masyarakat
bertempat tinggal. Dengan kenyataan di atas maka kita harus menyadari bahwa
memang ada kaitan erat antara ilmu alam dengan ilmu pengetahuan sosial.
Pada awalnya pendekatan STM ini
diperuntukkan bagi mata pelajaran IPA, akan tetapi pada perkembangan
selanjutnya dikembangkan untuk mata pelajaran IPS. Dengan alasan, banyak sekali
isu-isu atau masalah-masalah dan menarik di dalam kehidupan masyarakat dan
sangat dekat dengan kajian IPS. Untuk mengatasai isu atau masalah yang timbul
di masyarakat tersebut, siswa dapat mengaplikasikan konsep pendidikan STM yang
telah dipelajari. Sangat dimungkinkan dalam prosesnya terdapat keterkaitan
dengan aplikasi konsep IPA.
Perkembangan sains dan teknologi
dapat menimbulkan perubahan masyarakat. Seperti analisis yang dilakukan oleh
Mead, bahwa perubahan masyarakat itu diakibatkan oleh masuknya pengaruh asing
yang berupa teknologi. Masuknya teknologi dalam masyarakat ternyata tidak hanya
mengubah kondisi kehidupan masyarakat, tetapi juga dapat merubah cara hidup
manusia dalam masyarakat tersebut. (Mead. 1962:288).
Sains dan teknologi sangat erat hubungannya dengan
perkembangan kehidupan masyarakat. Dinamika kehidupan masyarakat menuntut
adanya berbagai inovasi dalam bidang sains dan teknologi yang mengarah pada
seluruh aspek kehidupan manusia. Pada taraf teknologi mutakhir sekarang ini,
sarjana sains dan teknologi hanya dapat hidup dan berkarya dalam suatu struktur
masyarakat.
Dunia teknologi sudah mengambil
skala dunia dan semakin menyatu dengan totalitas ideologi, politik, ekonomi,
sosial-budaya, dan militer. (Mangunwijaya;1983). Dengan demikian antara
sains, teknologi, dan masyarakat terdapat hubungan yang saling mempengaruhi.
Sains dan teknologi dihasilkan oleh dan untuk masyarakat, perkembangan sains
dan teknologi ditentukan oleh dinamika kehidupan masyarakat, sebaliknya
masyarakat dipengaruhi oleh perkembangan sains dan teknologi.
Kemajuan sains dan teknologi
seringkali berdampak pada terjadinya masalahmasalah dalam masyarakat. Hal ini
disebabkan kemajuan sains dan teknologi sering tidak diiringi kesiapan dari
masyarakat termasuk peserta didik. Misalnya berbagai siaran televisi melalui
satelit komunikasi, menimbulkan berbagai permasalahan terhadap anak didik,
misalnya menjadi malas belajar, dan mudah meniru hal-hal yang negatif dari
adegan film. Pencemaran dapat berpengaruh terhadap kesehatan fisik biologis,
dan mental psikologis, dan masih banyak contoh lagi dari kehidupan sekitar
kita.
Dampak negatif dari perkembangan dan penerapan sains
dan teknologi mengakibatkan berbagai ketimpangan, misalnya goncangan fisik (pshysical
shock) dan kejiwaan (psychological shock).
Cobalah Anda amati dan hayati, kedatangan turis dari
manca negara ke Indonesia mempengaruhi tingkah laku maupun budaya masyarakat
setempat, dimana para remaja merasa gaul dan rasa percaya diri tinggi jika
mengikuti mode dari luar, misalnya cara berpakaian, perilak, makanan, potongan
dan warna rambut. Selain itu juga menyebabkan munculnya masalah perilaku
individu atau masyarakat terhadap berbagai penyakit sosial. Misalnya di
tempat-tempat wisata, seperti tempat wisata Kaliurang di lereng gunung Merapi
dan pantai Parangtritis di Yogyakarta akan muncul wanita tuna susila, mereka
ini merupakan media penularan penyakit AIDS yang sangat menakutkan karena
sampai sekarang belum ditemukan obatnya. Penyakit ini disebabkan oleh, virus
yang menyerang kekebalan tubuh manusia, dimana penyebarannya dapat melalui
kontak seksual dari pengidap atau penderita kepada penerima pertama.
Selanjutnya penyakit tersebut dapat menular kepada pasangannya. Penggunaan
alat-alat suntik yang tidak steril juga dapat menyebarkan penyakit tersebut
dengan cepat.
IPS merupakan hasil integrasi dari ilmu-ilmu sosial
(sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi) harus mampu mensintesiskan
konsep yang relevan antara ilmu-ilmu sosial tersebut. Selain itu kiranya perlu
dimasukkan unsur-unsur pendidikan dan masalah-masalah sosial dalam hidup
bermasyarakat (M.Norman Somantri.2001;198).
Dengan demikian IPS dapat
mengkcounter berbagai permasalahan sosial yang ditimbulkan oleh perkembangan
sains dan teknologi. IPS dapat dijadikan media dalam memberikan pemahaman
tentang sains dan teknologi dalam kehidupan manusia.
Peran IPS disini bukan sebagai
pencetak ilmuwan, melainkan lebih mengutamakan pada berpikir bagaimana
menghadapi dampak sosial sebagai akibat perkembangan dan penerapan sains dan
teknologi. Hal ini diperlukan agar masyarakat dapat menerima berbagai hasil
sains dan teknologi disertai dengan pemahaman yang cukup. Pada akhirnya
diharapkan mereka dapat menerima hasil teknologi tanpa disertai gejolak-gejolak
sosial, bahkan dapat digunakan untuk kemajuan masyarakat itu sendiri.
Sehubungan hal di atas menurut Pejiadi
(2002), pendidikan sains yang pada mulanya hanya menekankan pada
pembelajaran konsep dan proses sains untuk meningkatkan aspek kognitif saja.
Tetapi dengan melihat kenyataan di atas perlu pula dikembangkan aspek afektif
yaitu nilai dalam bentuk kepedulian terhadap lingkungan, yaitu kepedulian
terhadap kemungkinan-kemungkinan dampak negatif dari perkembangan sains dan
teknologi. Dengan demikian jelas bahwa konsep-konsep pendidikan IPS telah
dimasukkan kedalam pengkajian pendekatan STM. Artinya pendidikan IPA dan IPS
memang mempunyai kaitan yang sangat erat dan saling melengkapi.
Pendekatan STM ini sesuai dengan
hakikat Kurikulum Berbasis Kompetensi 2001, yaitu merupakan upaya untuk menyiapkan
peserta didik yang memiliki kemampuan intelektual, emosional, spiritual, dan
sosial yang bermutu tinggi. Dengan demikian tanggung jawab siswa sebagai warga
masyarakat dituntut kesediaanya untuk mengambil tindakan melalui
instrument-instrumen demokratis untuk mengontrol kekuatan teknologi baik kepada
manusia maupun kepada alam, yang merupakan unsur penting bagi keberadaan
manusia.
Pendekatan STM dalam IPS tidak perlu
disusun dalam pokok bahasan baru, melainkan dapat disisipkan pada pokok-pokok
bahasan yang telah ada. Dengan pendekatan STM ini dapat memberikan gambaran
utuh tentang berbagai aspek kehidupan manusia. Tetapi harus diketahui bahwa
dengan digunakannya pendekatan STM dalam pembelajaran IPS akan dibangun suatu
dimensi baru, yang lebih menekankan pada segi pragmatis yang mengungkapkan
hal-hal yang bermanfaat dan berhubungan langsung dengan aspek kehidupan siswa.
Agar pelaksanaannya pembelajaran
dengan pendekatan STM dapat berhasil dengan baik, maka sebagai seorang guru
kiranya penting untuk mengetahui tahap-tahapnya.
Adapun tahap-tahap implementasi pendekatan STM dalam
pembelajaran adalah sebagai berikut :
a.
Tahap apersepsi (inisiasi, invitasi, dan eksplorasi)
yang mengemukakan isu/masalah actual yang ada di masyarakat.
b.
Tahap pembentukan konsep, yaitu siswa membangun atau
mengkonstruksi pengetahuan sendiri melalui observasi, eksperimen, dan diskusi.
c.
Tahap aplikasi konsep atau penyelesaian masalah, yaitu
menganalisis isu/masalah yang telah dikemukakan di awal pembelajaran berdasar
konsep yang telah dipahami siswa.
d.
Tahap pemantapan konsep, dimana guru memberikan
pemahaman konsep agar tidak terjadi kesalahan konsep pada siswa.
e.
Tahap evaluasi, dapat berupa evaluai proses maupun
evaluasi hasil.
Menurut Poedjiadi (2005), pelaksanaan pendekatan STM
dapat dilakukan melalui tiga macam strategi, yaitu:
1)
Strategi
pertama, menyusun topik- topik tertentu yang menyangkut konsep-konsep yang ingin
ditanamkan pada peserta didik. Pada strategi ini, di awal pembelajaran (topik
baru) guru memperkenalkan atau menunjukkan kepada peserta didik adanya isu atau
masalah di lingkungan anak atau menunjukkan aplikasi sains atau suatu produk
teknologi yang ada di lingkungan mereka. Masalah atau isu yang ada di lingkungan
masyarakat dapat pula diusahakan agar ditemukan oleh anak sendiri setelah guru
membimbing dengan cara-cara tertentu. Melalui kegiatan eksperimen atau diskusi
kelompok yang dirancang oleh guru, akhirnya dibangun atau dikonstruksi
pengetahuan pada anak. Dalam hal ini, pengetahuan yang berbentuk konsep-konsep.
2)
Strategi
kedua, menyajikan suatu topik yang relevan dengan konsep-konsep tertentu yang
termasuk dalam standar kompetensi atau kompetensi dasar. Pada saat membahas
konsep-konsep tertentu, suatu topik relevan yang telah dirancang sesuai
strategi pertama dapat diterapkan dalam pembelajaran. Dengan demikian program
STM merupakan suplemen dari kurikulum.
3)
Strategi
ketiga, mengajak anak untuk berpikir dan menemukan aplikasi konsep sains dalam
industri atau produk teknologi yang ada di masyarakat di sela-sela kegiatan
belajar berlangsung. Contoh-contoh adanya aplikasi konsep sains, isu atau
masalah, sebaiknya diperkenalkan pada awal pokok bahasan tertentu untuk
meningkatkan motivasi peserta didik mempelajari konsep-konsep selanjutnya, atau
mengarahkan perhatian peserta didik kepada materi yang akan dibahas sebagai
apersepsi.
Menurut Varella (1992) dalam Widyatiningtyas (2009),
evaluasi dalam STM meliputi ruang lingkup aspek:
a.
Pemahaman konsep sains dalam pengalaman kehidupan
sehari-hari.
b.
Penerapan konsep-konsep dan keterampilan-keterampilan
sains untuk masalah-masalah teknologi sehari-hari.
c.
Pemahaman prinsip-prinsip sains dan teknologi yang
terlibat dalam alat-alat teknologi yang dimamfaatkan masyarakat.
d.
Penggunaan proses-proses ilmiah dalam pemecahan
masalah-masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
e.
Pembuatan keputusan-keputusan yang berhubungan dengan
kesehatan, nutrisi, atau hal-hal lain yang didasarkan pada konsep-konsep
ilmiah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
STM adalah pendekatan terpadu antara sains teknologi
dan masyarakat yang bertujuan enghasilkan peserta didik yang mampu memecahkan
dan mengatasi masalah dalam lingkungan kehidupannya di masyarakat. Pola
keterpaduan sains teknologi dan
masyarakat ada beberapa macam yaitu keterpaduan proses dan produk,
keterpaduan objek, keterpaduan antar bidang, dan keterpaduan berbasis masalah.
Jenjang atau tingkatan SD kelas tinggi menggunakan pola keterpaduan berbasis
masalah, sedangkan untuk kelas rendah menggunakan keterpaduan antar bidang
studi.
Dengan pendekatan STM diharapkan siswa memeliki
pengalaman dengan proses ilmiah. Penerapan ilmu harus selalu dikembangkan agar
pengetahuan yang diperoleh di sekolah menjadi relevan dengan kehidupan sehari
hari. Antara sains tekonologi dan masyarakat sangat erat kaitannya. Kemajuan
sains dan teknologi berdampak terhadap masyarakat, misalnya terjadi perubahan
sosial, timbul masalah masalah sosial dan terjadi goncangan fisik dan psikis di
dalam masyarakat. Peran IPS dalam kaitannya dengan kemajuan sains dan
teknologi, adalah mengkounter berbagai maslaah sosial. IPS juga dijadikan media
dalam memberikan pemahaman tentang sains dan teknologi kepada masyarakat, khususnya
siswa sebagai peserta didik.
B.
Saran
STM sebagai pendekatan dalam pembelajaran harus
mampu ditanamkan dengan baik di Indonesia meskipun banyak permasalahan atau
kendala yang dihadapai dalam proses pelaksanaannya.
Makalah ini diharapkan dapat menjadi bahan maupun
referensi pengetahuan mengenai pembelajaran strategi pembelajaran geografi
namun kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan, karena melihat masih
banyak hal hal yang belum bisa dikaji lebih mendalam dalam makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://penelitiantindakankelas.blogspot.co.id/2013/03/pendekatan-STM-sains-teknologi-masyarakat.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar